2015-12-09

Tolabul Ilmi, Tolabul Rizqi



Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW, “Tolabul ilmi faridhotun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin” yang artinya kurang lebih “mencari ilmu hukumnya wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan”, bisa dicermati keadaan zaman sekarang boleh jadi mencerminkan sesuatu yang menggembirakan. Bagaimana tidak, saat ini berbagai program belajar bertebaran di mana-mana. Mulai dari jenjang dasar hingga tinggi dapat dengan mudah ditemukan di negeri ini. 
 Kemudahan-kemudahan mendapatkan ilmu tersebut seyogyanya turut mempengaruhi harkat dan martabat berbangsa. Kecerdasan dan keberilmuan masyarakat suatu bangsa hendaknya berbanding lurus dengan kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat bangsa tersebut.

Namun, apakah yang terjadi dengan bangsa ini? Faktanya, kesejahteraan dan taraf hidup bangsa ini toh tetap tak beranjak dari tempatnya semula alias jalan di tempat (untuk tidak dikatakan mundur). Kualitas pendidikan pun ternyata tak lebih baik dari era beberapa dekade silam. Era lalu itu bisa dikatakan masa keemasan pendidikan kita. Guru-guru hasil didikan bangsa ini bahkan sampai ‘diekspor’ ke negara-negara tetangga demi meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Tragisnya, sekarang negara-negara yang dahulu dididik oleh guru-guru dari negara ini malah lebih maju dari negara ini sendiri.
Pemerintah akhirnya berusaha sekuat tenaga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berbagai program diluncurkan. Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik adalah salah satu yang santer diperbincangkan. Mendapat angin surga, tenaga pendidik pun berbondong-bondong mempersiapkan diri agar bisa meraih kesempatan emas tersebut.
Namun, sekian tahun berjalan, tetap saja belum ada perkembangan signifikan. Mutu pendidikan yang baik belum sepenuhnya merata di negeri ini. Berbagai aspek yang mendorong peningkatan mutu belum begitu tertata. Tak pelak, tuntutan dari pemerintah dengan berbagai program pengembang mutu pendidikan disikapi (baca: disiasati) dengan berbagai macam cara. Sudah menjadi rahasia umum kalau bermacam manipulasi adalah hal yang wajar untuk menyiasati laporan. Hal ini tentu mengoyak nilai luhur pendidikan.
Tak jauh beda dengan keberadaan tenaga pendidik. Meskipun tidak bisa digeneralisasi, banyak tenaga pendidik yang tega melakukan berbagai cara agar memperoleh tunjangan fungsional, misalnya, atau agar diangkat menjadi pegawai negeri sipil.  
Entahlah, kapan mutu pendidikan di negeri ini akan membaik kalau keadaannya seperti demikian. Mungkin memang benar, peningkatan mutu pendidikan akan berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan pendidik maupun tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan pun manusia yang butuh makan, papan, dan sandang. Akan tetapi, tentu  ada cara yang lebih cerdas dan santun untuk meraih kesejahteraan tersebut. 
Kita tentu berharap perubahan ke arah yang lebih baik di bidang apapun. 
Tolabul ilmi, tolabul rizqi, mencari ilmu dan mencari rezeki, untuk manusia biasa seperti kita, adalah dua hal yang perlu saling menunjang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

~ Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini. Komentar Anda sangat berharga bagi saya. Jangan ada spam, SARA, pornografi, dan ungkapan kebencian. Semoga bermanfaat. ~