2016-03-18

Komunitas Penulis

Menulis pada dasarnya adalah pekerjaan individual. Ada juga yang berpendapat kalau menulis adalah profesi penyendiri, seringkali membutuhkan kesunyian dalam berkarya. Menulis merupakan suatu aktivitas penuangan ide atau wacana ke dalam bentuk tulisan/teks. Adalah hak pribadi seseorang untuk bisa menumpahkan ide-idenya secara verbal tanpa ada intervensi siapapun. 

Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada faktor eksternal yang bisa memengaruhi seseorang dalam menulis. Justru ada kalanya faktor-faktor eksternal itulah yang berpengaruh besar pada tulisan seseorang. Faktor eksternal tersebut berperan sangat penting dalam membentuk karakter tulisan seseorang.
Komunitas adalah salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh. Berada dalam komunitas, disadari atau tidak, akan berandil besar dalam corak menulis seseorang. Komunitas adalah sebuah lingkungan, ada hubungan timbal balik di dalam sebuah komunitas.

Cukup banyak penulis besar bermunculan dari sebuah komunitas sehingga menjadi bukti pentingnya sebuah komunitas penulis. Penulis-penulis tersebut lahir dari proses yang panjang dan setelah lama berkecimpung di dalam sebuah komunitas penulis.

Umbu Landu Paranggi
Kita ambil contoh Korrie Layun Rampan, Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi AG, Iman Budi Santosa, dan banyak lagi yang lain. Mereka adalah penulis-penulis besar yang, menurut referensi yang saya pernah baca, pada mulanya tergabung dengan komunitas penulis PSK (Persada Studi Klub), sebuah komunitas di Jogjakarta yang banyak melahirkan penyair dan penulis terkenal. Komunitas ini digawangi Umbu Landu Paranggi, penyair asal Sumba yang dikenal dengan sebutan “Presiden Malioboro”. Sayangnya komunitas ini terpaksa bubar pada tahun 1975 karena Umbu yang sangat mempengaruhi eksistensi PSK pindah ke Bali.

 


Ada juga Rumah Dunia (RD), komunitas bertagline "Rumahku Rumah Dunia, Kubangun Dengan Kata-Kata" ini didirikan oleh Gola Gong di Banten pada 3 Maret 2002. Di komunitas RD tidak hanya menulis yang menjadi menu utama, ada juga musik, jurnalistik, teater, dan film. 
Gol A Gong di Rumah Dunia

Helvy Tiana Rosa
Komunitas menulis lain yang ada di Indonesia adalah Forum Lingkar Pena (FLP) yang berdiri pada 22 Februari 1997. Komunitas yang didirikan oleh Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, dan beberapa rekannya itu intens bergerak mengembangkan sastra islami.  

Di samping itu masih banyak lagi komunitas-komunitas penulis lain yang bermekaran, meskipun dalam lingkup kecil dan tertentu, misal di kampus-kampus. Tiga contoh di atas adalah komunitas penulis yang tergolong besar dan banyak melahirkan penulis-penulis baru.
 
Sekarang ini komunitas penulis tidak hanya saling bertemu secara fisik, kemajuan teknologi seperti internet sangat membantu perkembangan komunitas-komunitas penulis. Sekarang ini banyak komunitas online yang bisa diakses dari mana saja. Milis-milis juga bisa dijadikan pilihan untuk mengikuti komunitas seperti itu. Saling tukar informasi melalui dunia maya sudah menjadi trend.
 
Memasuki sebuah komunitas, berarti seseorang sudah mempersiapkan diri untuk berbagi dan mendapat bagian. Simbiosis mutualisme adalah istilah tepat untuk ini. Berada dalam komunitas, mau tidak mau seseorang akan terwarnai, pun tulisannya. Di sisi lain, dia bisa juga memberi warna dalam komunitas tersebut. Tetapi, ini tidak bersifat mutlak karena penulis yang baik tentu memiliki spesifikasi atau corak tulisan yang melekat sehingga menjadi ciri khasnya.
 
Proses saling transfer ilmu tentu terjadi di dalam sebuah komunitas. Dalam dunia literasi terdapat banyak aliran yang bisa dijadikan opsi. Dari sinilah seseorang bisa mempelajari berbagai karakteristik tulisan dari anggota komunitas yang lain. Dengan demikian, seseorang bisa lebih mengasah kemampuannya dalam menulis.
 
Memang benar tekad yang kuat, ketekunan, dan kerja keras diri sendiri adalah hal yang paling utama untuk menjadikan seseorang benar-benar menjadi seorang penulis, namun, dengan bergabung dengan sebuah komunitas maka seseorang akan mendapatkan pengalaman yang lebih, di antaranya: (1) saling mengkritisi karya, (2) saling berbagi pengalaman menulis, (3) saling memotivasi antaranggota, (4) saling memberi semangat, dan (5) saling memberi informasi seputar dunia kepenulisan.
 
Seseorang yang berkeinginan kuat untuk menjadi seorang penulis profesional tentu tak akan melewatkan kesempatan untuk bisa menimba dan berbagi ilmu melalui sebuah komunitas penulis. Tentu saja itu hanyalah sebuah jalan yang bisa dipilih dan juga tidak. Ada yang beralasan demi menjaga keotentikan karya, tidak perlu mengikuti komunitas seperti itu. Memang, kebanyakan yang hadir dalam komunitas adalah keseragaman. Tentu ada beberapa yang tetap terlihat corak asli tulisannya dan semestinya itulah yang dipertahankan. Selanjutnya, terserah Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

~ Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini. Komentar Anda sangat berharga bagi saya. Jangan ada spam, SARA, pornografi, dan ungkapan kebencian. Semoga bermanfaat. ~