2017-03-31

Menulis Cerita Anak

Sumber gambar: http://4rvreading-writingnewsletter.blogspot.co.id
Menulis cerita anak terlihat simpel dan mudah, akan tetapi ternyata banyak penulis yang merasa kesulitan merangkai sebuah cerita anak yang baik. Cerita anak mempunyai teknik penulisan tersendiri yang bisa dipelajari. Berikut diuraikan beberapa hal tentang cara menulis cerita anak.


1. Tentukan ide cerita

Ide cerita yang bagus dan mengena pada anak merupakan aspek terpenting dari cerita anak yang bagus. Anda bisa membaca buku-buku anak favorit untuk mencari inspirasi. Pilihlah cerita yang paling sesuai dengan minat dan bakat Anda. Cerita anak tidak perlu harus realistis. Anda bisa menulis tentang fabel dan dongeng-dongeng fantasi. Anak-anak akan menyukai cerita semacam itu.

2. Menulis dengan gaya penulisan yang sesuai dengan usia sasaran

Menulislah dengan gaya yang sesuai dengan usia sasaran. Sebagai contoh, anak-anak yang lebih muda usianya menyukai cerita dengan jalan cerita yang ringan (atau bahkan tanpa jalan cerita) dan bermain dengan kata-kata (misalnya, pengulangan rangkaian kata seperti, “Jangan, jangan ada pus. Hus! Hus! Hus!”). Sebaliknya, anak-anak yang lebih besar lebih suka jalan cerita yang lebih rumit dan suasana yang memperlakukan mereka seolah-olah mereka bukan anak-anak lagi.

Gunakan paragraf yang singkat dengan diksi yang bisa dipahami anak. Hindarilah memakai kata-kata kasar untuk cerita anak. Penulisan cerita haruslah memiliki kualitas terbaik untuk mendukung anak mencintai bahasa mereka dan ingin membaca lebih banyak.

3. Pertimbangkan untuk menambahkan ilustrasi

Jika Anda kebetulan bisa membuat ilustrasi, Anda bisa menambahkan ilustrasi buatan Anda sendiri ke dalam cerita. Hal tersebut bisa menambah keindahan cerita dan membuat cerita Anda semakin mudah dinikmati anak secara visual. Namun, jika Anda bukan pembuat ilustrasi profesional, jangan berkecil hati. Anda dapat bekerja sama dengan ilustrator lain. Anda tinggal membuat deskripsi yang bisa dipahami dan diterjemahkan oleh ilustrator.

4. Buatlah cerita yang berakhir bahagia (happy ending)

Cerita untuk anak-anak sebaiknya berakhir dengan bahagia. Kebanyakan anak tidak suka jika tokoh cerita kesukaan mereka mengalami akhir cerita yang buruk. Mereka akan merasa sedih dan kecewa dengan keseluruhan cerita. 

Namun, kenyataannya, tidak semua cerita berakhir dengan bahagia. Anda bisa menyiasati hal itu. Akhir cerita yang sedih, tetapi diramu dengan baik, bisa membantu anak-anak menghadapi beberapa pelajaran hidup yang lebih keras. Jadi, cerita anak tidak harus selalu dihindarkan dari tema cerita yang menyedihkan.

*Dari berbagai sumber

4 komentar:

  1. jadi gak boleh sad ending atau yang lainnya ya....ntar anak2 tambah sedih kali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya boleh saja sih, Mbak. Asalkan anak juga diberi contoh solusi mengatasi masalah tersebut.

      Hapus
  2. Terimakasih tipsnya :)

    BalasHapus

~ Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini. Komentar Anda sangat berharga bagi saya. Jangan ada spam, SARA, pornografi, dan ungkapan kebencian. Semoga bermanfaat. ~